BERSIH DESA DI KELURAHAN SUKOSARI

Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan. Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Maka sesaji diberikan kepada danyang, karena danyang dipercaya sebagai penjaga sebuah desa. Dengan demikian, upacara bersih desa diadakan di makam danyang. (Wikipedia).

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, maka bersih desa dijadikan salah satu ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat diberikan rejeki yg berlimpah, kesehatan, kesejahteraan dan terhindar dari musibah & bencana.

Tidak ketinggalan juga kelurahan Sukosari setiap tahun juga melaksanakan tradisi bersih desa, tepatnya pada hari jumat legi di bulan Suro.                    

Pada perayaan bersih desa tahun ini Sukosari menggelar hiburan Campur sari dan kesenian Reog.  Acara Campursari yang di selenggarakan pada malam Jumat legi di depan kantor kelurahan Sukosari. Kegiatan ini di sambut antusias oleh  masyarakat.

Dalam sambutan kepala kelurahan, Suryono menyampaikan bahwa acara bersih desa tahun ini bisa meriah dan menggelar hiburan sprt ini karena mendapatkan dana dari pemerintah kota dan juga partisipasi dari masyarakat Sukosari. Suryono juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Sukosari yg telah membayar pajak, shg pajak thn ini sdh terbayar 99.9 % hanya tinggal 1,2 orang yg blm membayar krn berada di luar kota.

Dalam kesempatan ini juga disampaikan penyerahan SK kepada ketua RT yg baru menjabat. Tak lupa pak Lurah juga mengucapkan terimakasih dan apresiasi yg tinggi kepada RT yg sudah purnabakti atas kerjasama dan pengabdianny selama ini.

Jum’at siang bakda sholat Jum’at, digelar pawai reog di seputar kelurahan Sukosari. Sekali lagi masyarakat juga sangat menikmati hiburan reog ini. Dibeberapa tempat rombongan reog menyempatkan berhenti untuk melakukan atraksi-atraksinya yang disambut meriah oleh masyarakat. (Umi F –  Kimmartani)