BERSIH DESA DI KELURAHAN SUKOSARI
Kimmartani – Malam Jum’at Legi di halaman kantor kelurahan Sukosari Kota Madiun tampak
ramai. Terob sudah terpasang dengan megahnya, serta seperangkat alat musik “campur sari” terpampang di atas panggung. Menjadi lebih anggun karena pencahayaan yang warna-warni ikut menyemarakkan di atas panggung.
Di aula kelurahan Sukosari ternyata juga sudah digelar karpet warna hijau. Sementara di tengah ruangan tertata nasi kotak dalam jumlah yang banyak, mungkin sekitar 100 kotak. Disamping itu ada tumpeng ukuran sedang yang siap untuk dinikmati.
Para undangan yang hadir diterima langsung oleh bapak Luarh Sukosari beserta ibu dan bapak Sekkel beserta ibu, di pintu gerbang kantor kelurahan Sukosari. Selanjutnya diantarkan oleh petugas untuk menempati tempat duduk yang sudah ditata di depan panggung. Sementara hiburan campur sari sudah ditampilkan di panggung, dengan Gareng sebagai “pranata caranya” didampingi oleh 5 penyanyi yang cantik-cantik.
Ketika kursi sudah mulai penuh, maka pak Lurah meminta para hadirin untuk masuk ruangan aula, guna melaksanakan “selamatan”, memanjatkan puji dan syukur kepada sang Khaliq, atas limpahan nikmat dan keberkahanNya di kelurahan Sukosari. Acaranya cukup simple, Sambutan pak Lurah dilanjut oleh Kapolsek Kartoharjo. Kemudian do’a bersama dipimpin oleh bapak Karyoto, dilanjut potong tumpeng oleh pak Lurah yang diserahkan kepada ketua RT yang termuda. Nasi kotak juga dibagikan ke warga / undangan dan mulai disantap undangan.
Usai acara selamatan, para undangan dipersilakan kembali ke tempat duduknya masing-masing ( di depan panggung hiburan ), guna menikmati hiburan campur sari hingga purnanya sekitar jam 23.00-an.
Jum’at, 27-09-2018 sekitar pukul 07.00 di halaman kantor kelurahan Sukosari sudah siap sekelompok pemain reog lengkap dengan perangkat gamelannya.
Sekitar pukul 08.00 dengan dipimpin oleh pak Modin kelurahan Sukosari acara selamatan “bersih desa” dimulai dengan ditandai pemberkatan tumpeng yang akan dibagikan kepada para pesertanya ( masyarakat yang hadir pagi itu ).
Usai menikmati tumpeng “bersih desa”, kini Reog segera beraksi, diiringi gamelan reog yang menambah semaraknya suasana. Untuk bisa menghibur masyarakat, maka Reog beraksi sambil berjalan seputar wilayah kelurahan Sukosari. Reog dihentikan ketikan menjelang sholat Jum’at, dan dilanjutkan lagi setelah usai sholat Jum’at.
Pada prinsipnya, acara bersih desa yang dilaksanakan tahun ini merupakan upaya pemerintah bersama masyarakat untuk “nguri-uri” kebudayaan peninggalan leluhur yang pernah hampir punah. Yang pada kenyataannya tidaklah kalah dengan hiburan jaman sekarang. Sebagai bangsa yang baik, maka mempertahankan nilai-nilai luhur budaya menjadi sebuah keniscayaan.
Semoga dengan dimulai dari saat ini kita melestarikan budaya luhur dari nenek moyang kita, akan bisa terus dilanjutkan oleh generasi penerus kita nantinya. SNK – Kimmartani.