Memaknai Peringatan HUT RI ke 72

di Lingkungan RT. 16/RW. 06 Kel. Sukosari
 
     

       Kemerdekaan mempunyai arti yang sangat penting bagi suatu bangsa, begitu juga dengan bangsa kita “Indonesia”. Perjuangan yang begitu berat dengan taruhan nyawa oleh para pahlawan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan wajib kita lanjutkan. Namun sekarang kita tidak lagi harus berjuang mengangkat senjata dan mempertaruhkan nyawa tapi dengan cara mengisi kemerdekaan ini melalui pembangunan dan pengabdian pada masyarakat.

Tanggal 17 Agustus bagi bangsa Indonesia merupakan tanggal dan bulan yang sangat bersejarah, dimana pada saat itu bapak Sukarno & bapak Hatta membacakan naskah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia bersuka cita menyambut hari kemenangan setelah ratusan tahun dijajah oleh bangsa lain dengan taruhan jiwa raga. Oleh karena itu setiap bulan Agustus seluruh rakyat Indonesia mengenang dan memaknai peringatan hari kemerdekaan dengan mengibarkan bendera merah putih juga memasang umbul-umbul, berbagai lampu hias dan aneka ornamen untuk menunjukkan rasa Nasionalisme.
Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah di setiap RT setiap malam menjelang tanggal 17 Agustus mengadakan tradisi syukuran/slametan (orang jawa) atau ada yang menyebut malam Tirakatan dengan membuat Nasi Tumpeng. Berbagai lomba diadakan untuk memeriahkan peringatan hari kemenangan. Berbagai acara hiburan dan kesenianpun digelar untuk menambah semaraknya hari bersejarah.
Untuk memeriahkan acara peringatan HUT kemerdekaan RI ke 72, warga di lingkungan RT. 16 RW. 6 pada tanggal 13 Agustus sengaja memberikan hiburan untuk masyarakat sekitar yaitu Kesenian Reog Ponorogo. Masyarakat menyambutnya dengan antusias, anak-anak, tua, muda, pria, wanita, berkumpul di lapangan tempat diadakannya acara. 
      Tepat pukul 13.00 musik yang mengiringi mulai dimainkan. Tampak pak Lurah dan ibu hadir di tengah-tengah masyarakat menyaksikan atraksi. Seorang pria setengah baya bertubuh gempal dan berkumis tebal mulai memainkan pertunjukan Gagak Merah sambil meliuk-liuk tubuh dengan lincahnya,  mengikuti irama musik yang mengiringi. Sorak sorai penonton yang begitu riuh membuat para pemain semakin bersemangat dan pertunjukan makin semarak oleh penampilan 3 wanita cantik yang masih belia memainkan jaranan.
     Udara panas yang sangat menyengat tidak menyurutkan semangat para pemain, penari dan penonton, hingga saatnya pertunjukan diarak keliling kampung. Disetiap jalan masyarakat menyambut dengan hangat dan suka cita. Hingga puncak pertunjukan digelar di perlimaan jl. Sri Widodo penonton tidak beranjak makin berdatangan hingga acara berakhir pukul 16.30.
Bpk RT ( Sukirman) menyerahkan tumpeng kepada sesepuh
Bpk RT ( Sukirman ) menyerah-
kan tumpeng.
      Bapak ketua RT. 16 (Sukirman) yang juga seorang guru kesenian di kota Madiun sebagi penggagas acara berharap agar kesenian tradisional Indonesia tetap lestari di sepanjang jaman dan juga mengenalkan budaya masyarakat Ponorogo supaya anak-anak Madiun lebih mencintai kesenian tradisional.
Marilah kita memaknai peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan berbuat yang terbaik, berkarya yang terbaik minimal untuk diri sendiri, lingkungan kita, melakukan hal yang bermanfaat bagi measyarakat dan negara tercinta.
 
 
      Doa kami selalu untuk negeri ini “Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia”
Penulis,
Umi Fatkhatun
KIM MARTANI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *